The Alien

Laman

Senin, 20 April 2015

Menulis Kreatif

Adzan 
Fahri sedang Adzan

 Nama ku fahri, mempunyai rumah dekat dengan masjid. Memang mempunyai keuntungan sendiri, kita bisa diingatkan ketika waktu sholat telah tiba. Dengan alunan suara adzan, entah mengapa buat saya pribadi, suara adzan itu sangat enak didengarkan dan membuat bulu kuduk saya merinding. Tapi satu yang saya herankan, sebagai seorang laki-laki muslim, saya berusia 17 tahun belum pernah mengumandangkan adzan. Sebenarnya saya ingin, tapi malu dengan suara saya yang cempreng, nanti saya malah di tertawakan. Kan malah bikin saya malu.

Setiap kali sholat berjama’ah, padahal saya sering disuruh untuk adzan, terutama maghrib,isya dan subuh, tapi saya sering menolaknya dengan alasan suara lagi seraklah, belum siap lah dan alasan-alasan lainnya. Ingin rasanya mengumandangkan adzan, memberi tahukan kepada warga-warga untuk segera siap sholat jama’ah di masjid. Sepertinya akan menjadi kebanggaan tersendiri buat saya, untuk itu saya akan berlatih, walaupun suara saya cempreng itu bagi saya sekarang tidak apa-apa.

Sehabis sholat isya, saya bertemu dengan guru ngaji saya, sudah lama memang tidak bertemu dengannya, sejak masuk SMA, saya memang jarang ngaji di mushola tempat saya dulu mengaji. Saya pun berbincang-bincang dengannya.

 Fahri : “Assalamualaikum ustadz?, bagaimana kabarnya?”
 Ustadz : “Wa’alaikumsalam, alhamdulillah baik. Ri, kamu sendiri bagaimana kabarnya?”
Fahri : “Alhamdulillah, baik juga” Ustadz : “Syukur kalau begitu, bagaimana dengan sekolahmu?”
Fahri : “Alhamdulillah tadz, semuannya lancar. Oh iya tadz, saya mau nanya nih?”
 Ustadz : “Baguslah kalau begitu, mau tanya apa fahri?”
Fahri : “Begini tadz, saya ingin bisa adzan”

Ustadz : “Oh ya, subhanallah, saya belum pernah mendengar kamu adzan. Tapi bukannya kamu bisa sudah bisa adzan?” 
Fahri : “adzan sih bisa tadz, tapi saya malu tadz.
 Ustadz : “Kenapa harus malu, kamu ini adzan ko malu”
 Fahri : “Kan suara saya cempreng, ngga enak didengar, nanti malah di tertawakan. Saya kan jadi merasa malu tadz”. 
Ustadz : “Haduh kamu ini, ada-ada saja. Seorang muadzin itu lebih utama dari pada imam lho, tugas muadzin memanggil orang-orang untuk segera sholat dan itu luar biasa, kedudukannya diakhiratnya nanti. 
Fahri : “ohh, seperti itu ya tadz”.
Ustadz : “Kamu gak usah malu, mau suara kamu cempreng atau apapun, gak ada persyaratan harus suara bagus ko. Kamu niatkan segala sesuatunya untuk Allah, jangan karena ingin didengar bagus oleh manusia. Niatkan hanya karena Allah, kalau niat karena Allah kamu gak akan takut ditertawakan lagi. Kamu pasti berani dan bisa.
 Fahri : “Iya ustadz, saya sering latihan adzan dirumah”.
Ustadz : “Hebat itu, nanti kamu adzan subuh yaa, ustadz ingin dengar kamu, membangunkan orang-orang yang tidur dengan lantunan suara adzan kamu, Siap?”
 Fahri : “Oke, Siap tadz”

 Seiring berjalannya waktu, subuh pun tiba sesuai dengan janji saya pada ustadz, saya niatkan hanya karena Allah, Bismillah. Saya beranikan untuk adzan subuh, saya bangun jam 4 subuh, mandi dan pakai baju koko, dan berangkat ke masjid. Siap untuk adzan, dan saat adzan tiba, saya maju kedepan dan mengumandangkan adzan. Selesai adzan, semua mata tertuju ke saya, mungkin heran atau takjub yang jelas bukan kagum, karena dari bibir mereka seperti menahan tawa, ya mereka menertawakan suara cempreng saya, tak apalah dijadikan motivasi sajalah. Semuanya saya niatkan hanya karena Allah, bukan pujian dari manusia. Dan saya tidak kapok, akan terus adzan lagi. Satu yang tersenyum bangga pada saya, beliau adalah guru ngaji saya. Beliau berbisik “kamu sudah melakukan hal yang luar biasa, kamu hebat”. Dan aku pun tersenyum bangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silahkan tuliskan komentar anda di bawah ini. Komentar Anda sangat bermanfaat dan sangat saya hargai. Jika anda bukan spammer :)